Langsung ke konten utama

Kanker DLBCL dan Kanker Getah Bening

 Meski jarang terjadi, DLBCL atau diffuse large B-cell lymphoma tergolong kanker yang agresif dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani. Nah, dengan mengenali penyebab beserta gejalanya, langkah penanganan pun dapat dilakukan sejak dini.DLBCL adalah limfoma non-hodgkin yang paling umum. Saat ini, dokter tidak tahu pasti apa yang menyebabkan kanker DLBCL dan limfoma non-Hodgkin muncul. Namun, dokter tahu seseorang lebih mungkin mengalami DLBCL pada kondisi: Setengah baya atau lebih tua (rata-rata, orang didiagnosis dengan DLBCL berusia 64 tahun).

 Limfoma atau kanker kelenjar gerah bening terdiri dari dua jenis, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. DLBCL atau diffuse large B-cell lymphoma merupakan salah satu jenis limfoma non-Hodgkin.

Mengenal Diffuse Large B-Cell Lymphoma, Kanker Langka yang Mematikan - Alodokter

Jenis kanker ini menyerang sel limfosit B dalam sistem limfatik atau sistem yang berfungsi untuk melawan infeksi pada tubuh. Limfoma dapat menyerang beberapa organ tubuh, seperti sumsum tulang, kelenjar timus, dan limpa. Pada DLBCL, kanker biasanya berawal dari kelenjar getah bening.Gejala umum dari diffuse large B-cell lymphoma adalah pembesaran kelenjar getah bening, keringat berlebih di malam hari, penurunan berat badan secara tiba-tiba, kehilangan nafsu makan, kelelahan yang ekstrem, demam, dan muncul rasa gatal yang luar biasa.

Selain itu, penderita DLCBL juga dapat merasakan gejala tertentu, seperti sakit perut, diare, buang air besar berdarah, batuk, dan sesak napas.Penyebab utama diffuse large B-cell lymphoma belum diketahui secara pasti. Namun, jenis kanker ini diduga berawal dari sel limfosit B abnormal yang ukurannya lebih besar daripada sel limfosit  B normal. Sel abnormal ini membelah dengan cepat dan tak terkendali, kemudian menyebar dan merusak struktur kelenjar getah bening.

Ada beberapa kelompok yang lebih berisiko menderita DLBCL ini, di antaranya:

  • Berusia 40–65 tahun
  • Menderita penyakit autoimun  atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Pernah menjalani prosedur radiasi dan kemoterapi  
  • Pernah terpapar radiasi tingkat tinggi atau bahan kimia tertentu

Beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan stadium limfoma meliputi:

  •  Ct scan 
  • Kombinasi PET scan dan CT scan
  • Tes darah
  •  Biopsi  sumsum tulang

Hasil tes ini akan menentukan seberapa jauh tumor telah menyebar dan langkah penanganan yang akan dilakukan. Nah, ada beberapa metode pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi diffuse large B-cell lymphoma, di antaranya:

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan pengobatan yang paling sering digunakan untuk mengatasi DLBCL. Metode ini lebih dikenal dengan sebutan R-CHOP, karena menggunakan empat jenis obat yang terdiri dari cyclophosphamide, doxorubicin, vincristine , dan prednisone, serta ditambah antibodi monoklonal rituximab.Obat kemoterapi bekerja dengan cara memperlambat kemampuan sel kanker untuk bereproduksi. Kemoterapi R-CHOP diberikan setiap 3 minggu sekali selama kurang lebih 4 bulan.

Radioterapi

Terapi radiasi atau radioterapi  bertujuan untuk membunuh sel kanker serta menghambat pertumbuhan dan penyebarannya. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan paparan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker.Radioterapi sering digunakan bersamaan dengan kemoterapi agar efektivitas pengobatan lebih maksimal.

Imunoterapi

 Imunoterapidilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh agar lebih efektif melawan kanker. Untuk mengatasi DLBCL, terapi ini dilakukan menggunakan obat rituximab  yang secara khusus ditargetkan ke sel limfosit B.

Namun, obat tersebut dapat memengaruhi kerja jantung, sehingga tidak dianjurkan bagi penderita penyakit jantung. Selain itu, pengobatan juga dapat dilakukan dengan kombinasi R-CHOP dan terapi radiasi.

Meski pertumbuhannya tergolong agresif, diffuse large B-cell lymphoma cenderung memberikan respons yang baik terhadap pengobatan sehingga tingkat kesembuhannya juga tinggi.

Bukanlah hal yang mudah saat Anda terdiagnosis DLBCL atau kanker lainnya. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi kondisi ini, yaitu:

  • Pahami lebih dalam tentang diffuse large B-cell lymphoma.
  • Pastikan Anda mendapat dukungan dari orang sekitar, termasuk keluarga dan sahabat terdekat.
  • Tentukan tujuan hidup yang ingin Anda capai.
  • Luangkan waktu untuk diri sendiri dan isi dengan kegiatan yang Anda sukai.
  • Tetaplah aktif untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.

Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makan bergizi seimbang, berolahraga secara rutin, dan mencukupi waktu istirahat.

Melihat bahaya yang dapat ditimbulkan, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter  bila Anda merasakan gejala diffuse large B-cell lymphoma seperti pembengkakan kelenjar getah bening. Hal ini penting dilakukan karena DLBCL dapat disembuhkan jika didiagnosis dan diobati sedini mungkin.

Secara umum, ada dua faktor penyebab kanker yang paling sering terjadi, yaitu faktor internal (seperti, keturunan) dan faktor eksternal (misalnya, perubahan hormon, obesitas, kurang berolahraga, kebiasaan merokok, serta paparan radiasi, virus, dan bahan-bahan kimia).

Limfoma (lymphoma)atau kanker getah bening adalah salah satu jenis kanker darah  yang berkembang pada sel darah putih bernama limfosit. Limfosit merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan berperan besar dalam melindungi tubuh Anda dari infeksi atau penyakit. Sel limfosit tersebar dalam sebuah sistem limfatik yang berada di seluruh bagian tubuh. Sistem limfatik ini meliputi kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, dan kelenjar timus.

Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah jenis kanker yang tergolong langka. Namun, penyakit ini merupakan jenis kanker darah yang paling sering terjadi, dibandingkan leukemia dan multiple myeloma. Dilansir dari American Society of Hematology , sekitar setengah dari kasus kanker darah yang terjadi setiap tahun adalah limfoma.Penyakit kanker getah bening dapat terjadi pada siapa saja. Namun, angka kejadiannya paling banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut, terutama di atas 55 tahun. Penyakit ini pun lebih sering terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan dokterKanker getah bening atau limfoma memiliki beragam jenis. Jenis-jenis tersebut tergabung dalam dua kelompok besar, yaitu limfoma Hodgkin (Hodgkin disease) dan limfoma non-Hodgkin.Orang-orang yang menderita tipe Hodgkin memiliki sel kanker berbahaya yang berkembang di tubuhnya, yaitu sel Reed-Sternberg (RS). Sementara penderita tipe non-Hodgkin tidak memiliki sel tersebut.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing jenisnya:

1. Limfoma Hodgkin

Kanker jenis Hodgkin umumnya terjadi di sel limfosit B. Beberapa subtipe dari kanker jenis ini, yaitu:

  • Lymphocyte-depleted Hodgkin’s lymphoma.
  • Lymphocyte-rich Hodgkin’s lymphoma.
  • Mixed cellularity Hodgkin lymphoma.
  • Nodular sclerosis Hodgkin lymphoma.
  • Nodular lymphocyte-predominant Hodgkin lymphoma.

2. Limfoma non-Hodgkin

Kanker tipe ini lebih umum terjadi dibandingkan dengan tipe Hodgkin. Tipe non-Hodgkin bisa terjadi di sel limfosit B atau sel limfosit T, serta bisa berkembang dan menyebar secara lambat atau cepat.Beberapa subtipe pada jenis non-Hodgkin ini, yaitu diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL), Burkitt’s lymphoma, atau follicular lymphoma.

Setiap jenis kanker getah bening, baik itu Hodgkin maupun non-Hodgkin, menimbulkan tanda, gejala, atau ciri-ciri yang berbeda. Namun, secara umum, tanda-tanda dan gejala limfoma  adalah:

  • Benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan, yang tidak nyeri.
  • Kelelahan terus menerus.
  • Demam.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Batuk atau sesak napas.
  • Kulit gatal-gatal.
  • Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
  • Bengkak atau perasaan seperti kenyang di perut (terutama bila sel kanker memengaruhi bagian perut).

Selain ciri-ciri di atas, ada beberapa gejala limfoma lain yang mungkin terjadi, meski sangat jarang. Gejala tersebut, yaitu kejang, pusing, kaki dan lengan terasa lemah, atau nyeri di bagian tubuh tertentu.Kemungkinan ada tanda-­tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter 

 Penyebab kanker limfoma adalah mutasi genetik atau kerusakan pada sel darah putih yang disebut limfosit. Pada kondisi yang normal, sel-sel tubuh, termasuk limfosit, akan berkembang dan mati dalam kecepatan tertentu. Setiap 1 menit, sekitar 100 juta sel-sel di tubuh manusia akan mati dan digantikan dengan sel-sel baru.Namun, bila terjadi mutasi, sel-sel tubuh akan berkembang dan terus hidup secara tidak terkendali. Sel-sel yang rusak ini akan menumpuk dan menyebabkan terjadinya kanker.

Pada limfoma, sel-sel limfosit yang berkembang secara abnormal akan menumpuk di kelenjar getah bening, sehingga menimbulkan pembengkakan. Penumpukan sel-sel abnormal ini pun dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya mutasi sel-sel pada penyakit limfoma belum diketahui. Namun, beberapa faktor disebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.

Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah salah satu jenis kanker yang dapat terjadi pada hampir semua orang, tidak memandang kelompok usia atau golongan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini.Perlu Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan terserang suatu penyakit. Sebaliknya, seseorang yang terkena penyakit tertentu pun mungkin memiliki faktor risiko yang tidak diketahui.

Namun, secara umum, berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu kemunculan penyakit kanker getah bening:

1. Penambahan usia

Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pasien berusia 55 tahun ke atas. Jika Anda termasuk dalam kelompok usia tersebut, peluang Anda untuk terkena kondisi ini jauh lebih besar.

2. Jenis kelamin pria

Kanker jenis ini juga lebih sering terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki dibanding dengan perempuan. Apabila Anda laki-laki, risiko Anda untuk terkena kanker jenis ini lebih tinggi.

3. Riwayat penyakit autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang bermasalah

Jika sistem kekebalan tubuh lemah karena penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, rheumatoid arthritis , sindrom Sjögren, lupus, atau penyakit celiac, peluang Anda untuk mengalami kanker di sel darah putih lebih besar.

4. Terinfeksi virus tertentu

Apabila Anda telah terinfeksi dengan virus, seperti Epstein-Barr, hepatitis C, atau virus herpes HHV8, Anda juga berkesempatan besar untuk terserang kanker ini.

5. Keturunan keluarga

Jika Anda memiliki anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita kanker jenis ini, risiko Anda untuk mengalami kondisi ini jauh lebih tinggi, terutama jenis Hodgkin.

6. Pola hidup yang buruk

Pola hidup yang buruk, seperti merokok, kurang olahraga, obesitas, dan terlalu sering mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak jahat tinggi (termasuk daging merah), dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, termasuk limfoma.

7. Paparan bahan kimia

Paparan bahan kimia tertentu, seperti pestisida, dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker ini. Meski demikian, faktor risiko ini belum sepenuhnya dapat dibuktikan

Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Dokter akan menanyakan tentang gejala-gejala yang Anda alami, kapan pertama kali Anda merasakan perubahan, infeksi atau penyakit yang pernah Anda miliki, atau jika ada anggota keluarga Anda yang mengidap kanker.

Setelah itu, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk diagnosis limfoma sebagai berikut:

1. Pemeriksaan fisik

Dokter akan mengecek apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening di tubuh Anda, seperti di leher, ketiak, dan selangkangan, termasuk pembengkakan di limpa atau hati.

2. Biopsi kelenjar getah bening

Pada tes ini, dokter mengambil semua atau sebagian dari kelenjar getah bening dengan menggunakan jarum untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Melalui tes biopsi kelenjar getah bening , dokter dapat mengetahui apakah terdapat sel kanker di kelenjar getah bening tersebut.

3. Tes darah

Dokter juga akan mengambil sampel darah Anda untuk diperiksa di laboratorium. Untuk memastikan apakah ada sel kanker, biasanya tim medis akan melakukan complete blood count (CBC) untuk menghitung jumlah sel-sel darah.

4. Biopsi jaringan sumsum tulang

Pada aspirasi atau biopsi sumsum tulang, dokter akan mengambil sampel sumsum tulang Anda untuk diperiksa di laboratorium dan dianalisis apakah terdapat sel limfoma di dalamnya.

5. Tes pencitraan

Dokter juga mungkin akan merekomendasikan tes pencitraan, seperti CT scan, MRI scan, atau PET scan, untuk mencari tanda penyebaran sel kanker ke area lain dari tubuh Anda.Teslain mungkin juga akan direkomendasikan oleh dokter. Konsultasikan selalu dengan dokter mengenai jenis tes dan pemeriksaan yang tepat untuk Anda.

Limfoma adalah kondisi yang dapat diobati dan diatasi, tergantung pada stadium kanker getah bening dan jenis yang diderita oleh pasien. Tujuan dari pengobatan adalah menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker yang terdapat di dalam tubuh, serta mencegah kembalinya sel-sel kanker tersebut.

Berikut adalah pilihan pengobatan kanker limfoma  yang umumnya direkomendasikan dokter:

1. Pengawasan aktif

Beberapa sel kanker getah bening berkembang dengan lambat dan tidak menimbulkan gejala. Pada kondisi ini, dokter umumnya hanya merekomendasikan pengawasan aktif. Selama pengawasan, Anda mungkin perlu melakukan tes pemeriksaan secara berkala.

2. Kemoterapi

 Kemoterapi  merupakan pengobatan dengan menggunakan obat-obatan, baik langsung ke pembuluh darah atau diminum sebagai pil, untuk membunuh sel-sel kanker.

3. Terapi radiasi atau radioterapi

Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker dengan menggunakan energi berkekuatan tinggi, seperti X-ray dan proton.

4. Transplantasi sumsum tulang

Transplantasi sumsum tulang atau sel induk umumnya dikombinasikan dengan kemoterapi dan terapi radiasi. Kemudian, dokter bedah akan mengambil sel-sel induk sumsum tulang yang sehat di bagian lain tubuh Anda atau dari donor untuk mengganti sel sumsum tulang yang terkena kanker.Beberapa pengobatan lain, seperti terapi target atau imunoterapi, mungkin juga akan diberikan dokter, tergantung pada kondisi masing-masing pasien limfoma. Konsultasikan selalu dengan dokter mengenai jenis pengobatan yang tepat untuk Anda.

Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi limfoma:

  • Ubah pola makan menjadi lebih sehat dan bergizi seimbang, seperti yang mengandung lemak sehat dan serat yang tinggi.
  • Rutin olahraga yang dianjurkan dokter.
  • Berhenti merokok.
  • Kendalikan stres.
  • Lakukan terapi alternatif, seperti relaksasi, meditasi, akupunktur, atau pijat untuk mengurangi gejala dan efek samping pengobatan

Penyebab limfoma memang belum diketahui pasti. Oleh karena itu, tidak ada cara yang pasti pula untuk mencegah penyakit ini. Namun, beberapa upaya dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker getah bening. Berikut adalah pencegahan kanker limfoma yang dapat Anda terapkan:

  • Menghindari paparan bahan kimia, seperti pestisida.
  • Menghindari perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena infeksi AIDS atau hepatitis C.
  • Menjaga berat badan ideal dengan rutin olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Menghentikan kebiasaan merokok.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam macam warna urine

covid

Mata Bengkak